Kista ovarium adalah kantung berisi cairan, yang berkembang dalam ovarium (indung telur) yang mirip dengan lepuhan kulit, yang sering terjadi pada wanita selama masa reproduksi mereka. Kista terbentuk pada indung telur, berukuran sebesar biji almond pada sisi rahim.
Berbeda dengan Mioma, kista berbentuk cairan dan biasanya tumbuh dalam ovarium, sedangkan mioma berbentuk massa solid (tumor) dan tumbuh pada dinding rahim wanita.
Sebagian besar jenis kista ovarium tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun. Namun, dalam beberapa kasus dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti kanker endometrium.
Apa Yang Menjadi Penyebab Kista Ovarium?
Fungsi normal ovarium adalah untuk menghasilkan telur setiap bulan, selama proses ovulasi. Struktur kista yang disebut folikel terbentuk di dalam ovarium. Folikel pecah ketika telur matang dilepaskan selama ovulasi. Jika folikel gagal untuk pecah dan melepaskan telur, cairannya tetap tinggal dan dapat membentuk kista kecil (lebih kecil dari 4 cm). Ini normal terjadi dan kondisi ini disebut sebagai kista fungsional yang biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Kista ovarium abnormal, seperti polycystic ovarian disease, dapat terjadi sebagai akibat dari ketidak seimbangan hormon wanita (estrogen dan progesteron).
Beberapa resiko yang menjadi penyebab berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang biasanya memiliki :
• Riwayat kista ovarium terdahulu
• Siklus haid tidak teratur
• Perut buncit
• Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
• Sulit hamil
• Penderita hipotiroid
• Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Jenis-jenis Kista Ovarium
1. Kista fungsional
Kista ini normal, sering akan menyusut dan menghilang dalam waktu dua atau tiga siklus menstruasi. Karena jenis kista ini terbentuk selama proses ovulasi, jarang terjadi pada wanita menopause karena telur tidak lagi diproduksi.
2. Kista dermoid
Ini adalah kista ovarium yang tidak hanya berisi cairan, tapi juga lemak serta dipenuhi dengan berbagai jenis jaringan, termasuk rambut dan kulit. Jenis ini biasanya menyerang wanita berusia lebih muda dan dapat tumbuh besar (15 cm), dapat meradang dan menyebabkan posisi tuba fallopi terlilit.
3. Kista endometrioma
Kista ini juga dikenal sebagai "kista coklat" disebut juga endometriosis, dan jenis ini terjadi ketika jaringan lapisan rahim (endometrial) menempel pada ovarium. Biasanya berisi darah kecoklatan, dan ukurannya berkisar antara 2 cm hingga 20 cm. Karakteristiknya : menyerang wanita usia reproduksi, menimbulkan sakit nyeri haid yang luar biasa, dan mengganggu kesuburan (fertilitas).
4. Kistadenoma
Ini adalah kista ovarium yang berkembang dari sel-sel pada permukaan luar ovarium. Kista jenis ini biasanya berisi cairan dan dapat berukuran sangat besar, bahkan diameternya bisa mencapai 30cm atau lebih
5. Polycystic Ovarian Disease
Penyakit ini mengacu pada kista yang terbentuk dari penumpukan folikel, dimana kista-kista kecil terbentuk disekeliling luar ovarium. Kondisi ini bisa terjadi pada wanita normal, maupun pada wanita yang mengalami gangguan hormon endokrin. Kista ini menyebabkan lapisan luar ovarium menjadi tebal, yang dapat mencegah terjadinya ovulasi, dan sering menjadi penyebab masalah kesuburan.
6. Polycystic Ovarian Syndrom (PCOS)
Kondisi dimana ditemukan banyak kista dalam ovarium. Hal ini terjadi karena ovarium memproduksi hormon androgen secara berlebihan, dan bisa terjadi karena faktor genetic (keturunan). Penyakit ini sangat lazim terjadi, yaitu menimpa sekitar 4-7% wanita usia reproduksi.
PCOS dapat memiliki gejala seperti : tumbuh bulu lebat, wajah berjerawat, ataupun gangguan siklus haid. Komplikasinya dapat berupa meningkatnya resiko penyakit jantung, kolesterol, Diabetes Mellitus tipe 2 maupun tekanan darah tinggi sebagai akibat resistansi insulin. Selain itu juga dapat meningkatkan resiko kanker endometrium bila jarak antar periode haid > 60 hari.
Penyakit PCOS ini, juga menjadi penyebab infertilitas pada wanita, meningkatnya resiko keguguran & komplikasi kehamilan, serta perdarahan di luar siklus haid.
Bagaimana Gejala Kista ovarium?
Kista ovarium sering tidak menimbulkan gejala, namun ketika kista ovarium hadir dapat menyebabkan rasa nyeri atau rasa penuh atau tekanan di perut serta rasa nyeri selama hubungan seksual.
Rasa nyeri lebih disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti ukuran kista, pendarahan atau cairan dari kista yang pecah menyebabkan iritasi pada jaringan perut. Nyeri juga dapat disebabkan ketika kista terpelintir (disebut torsi), yang dapat menghalangi aliran darah ke kista.
Gejala lain yang mungkin dirasakan ketika proses pelepasan sel telur pada periode ovulasi tertunda, menyebabkan siklus haid tidak teratur, atau periode haid yang luar biasa menyakitkan, atau dengan gejala antara lain seperti di bawah ini :
• Kram perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba menusuk
• Siklus haid tidak teratur
• Perut bawah sering terasa penuh atau tertekan
• Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang
• Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama
• Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB
• Mual dan muntah
• Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, beritahu dokter Anda sesegera mungkin. Semoga artikel ini bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi Anda.