Tuesday, November 28, 2017

Mencintai atau Dicintai?

Hi...

Pernah merasakan dicintai? 
Atau pernah merasakan mencintai?
dan kamu memilih yang mana?
Atau memilih keduanya, Mencintai dan Dicintai?

Well,
Dicintai atau mencintai itu beda rasanya.

Mencintai :
Kalau kamu merasakan mencintai seseorang. Apalagi cinta kamu itu sangat kuat. Maka tidak akan pernah kamu dapat menghilangkan perasaan kamu itu. Meskipun sudah menahun lamanya. Jarak dan ruang waktu takkan dapat menghapus perasaaan kamu kepada orang yang kamu cintai.
Meskipun didalam perjalanan hidup kamu, banyak mengalami perasaan lainnya dan terisi dengan yang lainnya.

Dicintai :
Kamu dicintai?
Woww....ini sebuah perasaan yang mesti kamu syukuri.
Apalagi orang yang mencintai kamu itu bener bener mencintai kamu.
Semua hidup kamu bakalan indah







Wednesday, April 12, 2017

TIDAK PUNYA PAYUNG ANAK AKAN BERUSAHA BERLARI !


Judul diatas memiliki makna yang mendalam.
Buat my lovely kids, semoga menjadi perenungan cerita dibawah ini.

Pada saat ayahnya menarik napas panjang dan dengan tangan bergetar menyerahkan uang sebanyak 4.533 dolar yang dipinjam dari orang lain ke tangannya, ia memahami dengan jelas kalau setelah membayar 4.100 dolar untuk biaya kuliah dan biaya serba serbi lainnya, maka dalam semester ini hanya tersisa 433 dolar untuk biaya hidupnya.
Tapi ia juga sangat jelas kalau ayahnya yang berusia lanjut telah berusaha dengan segenap kemampuan dan tidak bisa lagi memberinya lebih.

“Ayah, engkau tidak usah khawatir, saya masih memiliki sepasang tangan dan sepasang kaki untuk dipergunakan.”

Dengan menahan sedih, ia berusaha tersenyum untuk menghibur ayahnya, setelah itu ia membalikkan badan dan berjalan menuju jalan gunung yang berkelok itu.

Pada saat membalikkan badan, air matanya pun mengalir turun.
Dengan mengenakan sepasang sepatu karet yang masih setengah baru, ia menempuh perjalanan melintasi gunung sepanjang akhir 180 kilometer dan selanjutnya menghabiskan 68 dolar untuk naik bus, sampai akhirnya ia tiba di universitas yang menjadi impiannya.

Setibanya di kampus, setelah dikurangi ongkos bus dan biaya kuliah, di tangannya hanya tersisa 365 dolar.  Untuk kuliah selama 5 bulan dan hanya memiliki 365 dolar di tangan, entah harus bagaimana mempergunakannya agar bisa cukup untuk melalui semester ini?

Ia memandang pada teman-teman sekampus yang berlalu lalang dengan MP3 player tergantung di leher atau mengenakan pakaian branded, ketika mereka tersenyum dan menyapanya, ia juga membalas dengan senyuman, hanya saja tiada seorang pun yang tahu kalau hatinya sedang menangis sedih.

Makan hanya dua kali sehari, setiap kali makan diusahakan di bawah 2 Dolar, ini adalah standar pengeluaran yang ditetapkannya sendiri.
Tapi meski pun demikian, uangnya tetap saja tidak bisa dipertahankan sampai akhir semester.

Setelah dipikirkan bolak balik, akhirnya ia nekat pergi ke satu toko handphone untuk membeli satu handphone bekas seharga 150 dolar, handphone yang selain bisa untuk berbicara, hanya bisa untuk SMS.

Keesokan harinya, pada setiap papan pengumuman di kampus tertempel lembar demi lembar kertas iklan mini:

"Apakah anda membutuhkan jasa pelayanan titipan? Jika anda tidak ingin keluar sendiri untuk membeli nasi, air minum, membayar tagihan telpon, atau lainnya, silahkan anda hubungi nomor handphone saya dan saya akan memberikan jasa pelayanan yang anda butuhkan dalam waktu sesingkat mungkin. Ongkos jasa pelayanan dalam kampus adalah setiap kali 1 dolar, di luar lingkungan kampus adalah setiap kali 2 dolar".

Begitu iklan mininya keluar, handphonenya boleh dibilang tidak pernah berhenti berdering.

Seorang mahasiswa tingkat empat pada Fakultas Seni merupakan pelanggannya yang pertama: “Aku ini sangat malas, pagi-pagi malas untuk keluar beli sarapan. Tolong engkau belikan.”
“OK! Jam 7 pagi setiap harinya akan saya antarkan tepat waktu ke kamar asrama anda.”
Ia dengan penuh semangat mencatat order pertamanya, kemudian ada seorang mahasiswa lagi yang mengirimkan SMS: “Bisakah engkau belikan sepasang sandal ke kamar 504? Sandalnya nomor 41, harus yang anti bau.

Ia adalah seorang pemuda yang cerdas .
Kuliah tidak seberapa lama, ia menemukan sebuah fenomena menarik: di dalam kampus, terutama mahasiswa tingkat tiga dan tingkat empat, orang yang lebih suka tinggal di dalam kamar saja, semakin lama semakin banyak. Mereka lebih suka berdiam di kamar seharian untuk membaca buku dan bermain komputer, bahkan untuk makan saja malas untuk turun dari asrama mereka.

Sedangkan dirinya dibesarkan di daerah pegunungan, jalan yang tidak rata telah melatih sepasang kakinya menjadi sangat ligat. Ia sanggup naik sampai ke lantai lima atau lantai enam dalam sekejap mata.

Pada suatu sore, salah seorang mahasiswa menelpon untuk membelikan satu porsi makanan cepat saji seharga 15 dolar di restoran cepat saji di luar kampus.

Setelah menutup telpon, ia segera pergi membelinya. Bolak-balik tidak sampai 10 menit.
Ini sungguh terlalu cepat! Mahasiswa tersebut segera memberikan 20 dolar kepadanya.
Tapi ia mengembalikan 3 dolar, sebab ongkos yang ditetapkannya adalah 2 dolar untuk pelayanan luar kampus. Ia berprinsip kalau dalam berbisnis, biar pun jumlah uangnya sedikit, tetap harus menjaga kepercayaan orang.

Kemudian, berbekal efisiensi waktu dan kepercayaan yang diperolehnya, maka asalkan ada kamar di setiap asrama yang membutuhkan pelayanan pembelian barang, pasti akan teringat kepadanya.
Bisnis yang sedemikian bagus sungguh di luar perkiraannya. 

Kadang kala sehabis kuliah, begitu menghidupkan handphone, segera terbaca begitu banyak SMS untuk meminta berbagai macam pelayanan.

Pada suatu sore ketika hujan turun dengan derasnya, handphonenya berdering, adalah seorang gadis yang mengirimkan SMS.

Gadis itu menyampaikan kalau ia membutuhkan sebuah payung, lebih cepat lebih baik. Menerima informasi tersebut, dalam sekejap ia sudah berlari dalam hujan.

Sampai ketika dirinya yang basah kuyup menyerahkan payung ke tangan gadis itu, gadis itu sangat terharu dan tanpa bisa menahan diri langsung memeluknya dengan hangat!
Ini adalah kali pertama dirinya menerima pelukan dari seorang gadis. Ia terus mengucapkan terima kasih tanpa bisa menghentikan air matanya yang mengalir deras .......
Seiring dengan semakin tenar namanya, bisnis pun semakin baik, asalkan ada kebutuhan pelanggan, ia selalu memberikan layanan tercepat dan paling berkualitas.
Bagaikan hanya sekejap mata saja, semester pertama ternyata terus berjalan dan sudah sampai pada akhirnya.

Ketika pulang kampung pada liburan musim dingin, ia menemukan ayahnya masih khawatir untuk biaya kuliahnya, ia lalu mengeluarkan 1.000 dolar dan menyerahkannya ke tangan ayahnya: “Ayah! Meski pun anda tidak memberikan pada saya sebuah keluarga yang kaya, tetapi anda telah memberikan pada saya sepasang kaki yang sangat pandai berlari. Dengan sepasang kaki ini, saya pasti mampu ‘berlari’ sampai tamat kuliah dan mendapatkan sebuah nama besar!”

Sehabis Tahun Baru, ia tidak lagi bertempur seorang diri, tetapi sudah merekrut beberapa orang teman yang berasal dari keluarga miskin sebagai pembantu untuk melayani pelanggan di seluruh kampus, bahkan luar kampus.

Lingkup pelayanannya juga semakin luas, perlahan-lahan berkembang dari hanya barang kebutuhan sehari-hari sampai mencakup suku cadang komputer dan produk elektronik.
Sehabis semester ini, ia tidak hanya membeli komputer, juga telah memiliki basis pelanggan yang besar di internet, bahkan diangkat sebagai agen di dalam kampusnya oleh salah satu shopping centre besar.

Lari, lari, ia terus berlari, ia berlari sepanjang jalan sampai mencapai kesuksesan. 
Ia mengatakan bahwa selama empat tahun kuliah, ia bukan hanya hendak menamatkan perguruan tinggi dengan nilai yang baik, juga hendak menghasilkan “pot emas pertama” untuk modal bisnis di masa mendatang.

Ia menetapkan target “pot emas pertama” pada angka 500.000 dolar. Namanya pemuda ini adalah  Namanya adalah He Jia-nan, seorang anak yang berasal dari daerah pegunungan Daxin anling, ia berlari dari daerah pedalaman sampai ke tingkat ke-3 di Normal University Propinsi Heilongjiang.

Walau pun sekarang sudah menjadi distributor dalam kampus, tetapi dirinya tetap seperti semula, masih saja sederhana dan pekerja keras, tetap menghantarkan secangkir air bagi pelanggan demi mendapatkan ongkos 1 dolar, tetap saja seorang pemuda yang berlari kencang bagaikan hembusan angin!

Jika pemuda tadi adalah anda, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan seperti pemuda dalam kisah tadi atau menyalahkan orangtua dan masyarakat atas nasib anda?

Monday, February 20, 2017

Pertama Kali Jalan Jauh Berdua Bersama Mami :)

Hallooooooooooo......
selamat pagi :)

Wahhh senangnya, bisa kembali ke meja kantor..setelah libur selama 5 hari :)

Ihhh kemana saja Liburannya?
Ayo dong cerita cerita...*penasaran*

Jadi begini ceritanya :)

15 February 2017, kebetulan banget berbarengan dengan Pilkada DKI, jadi bisa liburan panjang dengan hanya mengambil 2 hari cuti ditambah bonus Pilkada plus weekend :)

Karena mamiku sudah sangat lama sekali ngak pernah naik kereta. Maka aku memutuskan untuk memilih Kereta Api sebagai Transportasi utama, mengingat perjalanannya hanya butuh 7 jam saja.

Tujuan utama aku adalah Yogyakarta.
Selama perjalanan dari Gambir menuju Tugu Yogyakarta, wahhh keasyikan didalam kereta sangat terasa. Kebetulan gerbong aku banyak sekali Turis yang memiliki tujuan sama yaitu Borobudur. Turis ini 50% dari China, Jepang dan Amerika. jadi selama di Gerbong ngak terasa kalau sedang menuju Yogyakarta, namun terasa seperti di luar negeri. Mungkin karena kereta yang aku pilih Eksekutif kelasnya. Sayangnya turis turis yang baik hati itu tidak fasih berbahasa Inggris. Kecuali yang dari Amerika.

Well....keasyikan mamiku menikmati perjalanan di dalam kereta sangat membuat aku tersenyum senyum sendiri. Memang ngak perlu mahal harus menyenangkan ortu, cukup tahu apa yang dia ingin lakukan ketika dimasa mudanya dulu.

Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, saat ini berusia 75 tahun. Tapi semangatnya luarrr biasa.
Sepanjang perjalanan didalam kereta, sebentar bentar mamiku berkilas balik semasa remaja dulu.... ternyata mamiku sudah lebih 50 tahun ngak lagi menikmati naik kereta api....wahhh jadi semakin senang hatiku..bisa membuatnya mewujudkan impiannya...
Intinya selama pulang pergi mamiku happy naik kereta...dan tentunya viewnya yang sangat indah disepanjang perjalanan..terbentang sawah, gunung, sungai, dll.

Setiba kami stasiun Tugu Yogyakarta, kami berpisah dengan para turis tersebut, kita bersalaman. Karena selama di kereta api mereka banyak bertanya dan berkomunikasi dengan aku.

Kamipun langsung meluncur menuju hotel kami di daerah Sosrowijayan. Letak hotel yang sangat dekat dengan Malioboro sengaja aku pilih. Karena mempermudah kami untuk melakukan jalan jalan. Agar tak terlalu membuat mamiku lelah.

Setiba di hotel...mamiku sangat senang dan nyaman dengan kamar hotel. Kami hanya merebahkan badan sejenak...dan langsung keluar mencari makanan  khas yogyakarta.

Karena aku sangat hafal dengan situasi Yogyakarta dan khususnya Malioboro...tidak sulit buat aku mencari makanan yang sesuai selera. Dan benarr saja, mamiku sangat suka dengan Gudeg yang aku pilih.

Selesai makan ..kita pelan pelan jalan iseng iseng menuju Mirota..disana kami banyak membeli oleh oleh. Dan pulangnya kami membeli bakpia untuk bekal besok jalan jalan.

Hari Kedua, saya sudah membooking langganan kendaraan. Yang memang selama ini sering banget aku pakai jasanya. 12 Jam = 550rb. selesai Breakfast kita langsung menuju Candi Borobudur...

Jam 08.00 kami sudah tiba di Candi Borobudur..sengaja aku membeli Camera yang sedikit minimalis supaya mudah aku bawa kemana mana, dibanding aku pakai Canon 7D yang sudah aku miliki.
Amazing bangettt mamiku bisa dan berhasil menuju LEVEL 7 Candi Borobudur tanpa kesulitan sama sekali....HEBATTTTTT.
Disana aku melihat raut wajah yang sangat happy....aku tahu mamiku begitu bahagia...menikmati alam dan juga cinta.


Tuesday, February 7, 2017

Sahabat lamaku

Sudah sangat lama sekali aku tidak menulis blog-ku ini.
Entah kemana inspirasi tulisanku selama ini.
Semuanya hanya tertanam didalam otak dan hatiku.

Sepertinya aku kangen dengan menulis.
Karena kutahu, beberapa bulan terakhir banyak sekali sumber inspirasiku.
Namun mengingat kegiatanku yang sangat banyak sekali
membuat aku sangat sulit berkompromi dengan kegiatan Elektronik Pribadi.

Well, kali ini aku mau menuliskan sebuah cerita tentang sahabat kecilku.
Yukkk..simak tulisanku yaaaa
-----------------------------

Waktu aku berusia 13 tahun, tepatnya masuk SMPN kelas 1.
Aku memiliki banyak sahabat. Baik wanita maupun Pria.
Tapi kebanyakan adalah Pria....
kenapa banyak Pria?
Habis kalau cowok itu asyik, ngak reseh dan juga ngak Baperrr...(ini istilah sekarang yaa). Kalau zaman doeloe kayaknya ngak ada istilah Baper...adanya juga sensi..hahhaha

Hmmm....
Sebelah kelasku, ada seorang cowok.
Anaknya baik
Anaknya manis
Dan ngak banyak bicara
Matanya bagus
Alisnya tebal
Kulitnya banyak bulu bulu halus....
Identik dengan selalu pakai Topi..
Bajunya Rapi...dannnn selalu ngasih gw permen...

Ampe sekarang gw suka ingat gaya dia memandang gw.
Kayaknya perasaannya dalemmm bangettt kalau memandang gw...
serasa langsung menerkam jantung gw...hahaha
Dan kita tetap temenan...

Waktu berlalu...
Kita berpisah
Berbeda sekolah
dan berbeda jarak.

Sempet lost contact
Sempet menghilang entah kemana
Mungkin satu sama lain sibuk kali ya..

Namun..menjelang kelas 2 SMK kita ketemu lagi
Entah hujan sekalipun...
kita tetap mejeng menunggu angkot ataupun bis
ngak seru kayaknya kalau salah satu transportasi itu muncul, padahal kita masih seru ngobrolnya.
Saking serunya, ampe ngak sadar kalau kaki udah pada pegel mejeng dijalanan...
Dan kita tetap temenan...

Pernah di "tembak"...
tapi gw lebih seneng dia jadi sahabat gw.
Kalaupun special, gw seneng banget dia jadi adik gw.
Kayaknya ngak rela aja, harus bubar karena  cinta.
Makanya gw kepengen langgeng bersahabat ama dia, dan ngak pakai cinta cintaan segala.

berjalannya waktu
kita punya jalan hidup masing masing
kita punya keluarga masing masing
terpisah sangat jauhhh....
namun masin bisa berkomunikasi, meskipun jarang bangett

apalagi gw, yang kalau lagi ada masalah pasti sahabat gw itu yang bisa kasih solusi,
enakk banget gw merasa persahabatan gw ini.

namun entah mengapa
semuanya sudah berubah 180 derajat
dia tak lagi semanis adik gw
dia tak lagi bisa berbicara manis
tak setenang dulu
tak sesabar dulu

fisik boleh berubah
usia boleh bertambah
namun bukan berarti menjadi jahat.

hmmmm...
kadang gw ngak habis pikir.
pemicunya apa?
sama sekali gw ngak ada pikiran buat bikin masalah.
tapi waktu itu gw pikir dia lagi Baperr kali ya.
Padahal gw juga lagi sibuk ama kerjaan.
yang gw tahu kerjaan gw lagi panen banyak,

kalau gw mau
gw kepengen punya sahabat plus adik kayak dulu.
seandainya itu sangat tidak mungkin
setidaknya, bahwa elo sudah menjadi bagian perjalanan persahabatan gw.

Satu hal yang gw yakini.
bahwa dia akan membaca tulisan ini.
dan gw harap, dia memahami bahwa gw ngak kepengen jadi musuhnya
karena gw kepengen hidup damai.
dan gw pun sudah memaafkannya.

✌ ketanitem ❤